Step by Step: Cara Mudah Settling Out di Jepang sebagai Mahasiswa Baru
Hallo semua, tidak kerasa hampir setahun blog ini tidak diupdate. Setelah hampir setahun tinggal di Jepang, saya ingin berbagi beberapa hal yang saya lakukan dan yang seharusnya bisa saya lakukan untuk mempermudah proses pindah kehidupan ke Jepang dari awal sampai all set. Karena bagi sebagian orang, termasuk saya, pindah ke tempat yang 100% bisa sangat menyita pikiran, bahkan untuk hal hal yang sebenernya remeh temeh. Maka dari itu, dengan tulisan ini, saya ingin membagikan beberapa tips dan things I wish I knew mengenai settling out di Jepang.
1. Tahap Pertama : Pelajari Bahasa Jepang.
Ini penting, karena mayoritas orang Jepang tidak bisa berbahasa Inggris, termasuk petugas petugas di Kecamatan, di Bank, di stasiun, dan berbagai tempat pelayanan publik lainnya. Maka, kita harus bisa berbahasa Jepang untuk bisa menyelesaikan semua birokrasi setelah sampai, saat tinggal di Jepang, dan nantinya sebelum pulang ke Indonesia. Jika kemampuan Bahasa Jepang teman teman sudah setara level intermediate atau JLPT N3, akan cukup mudah bagi teman teman untuk berkomunikasi dengan bahasa sehari hari dan mengurus birokrasi.
“Tapi, bagaimana jika kemampuan bahasa Jepang saya nihil?”
Tenang, ada beberapa alternatif yang bisa teman teman persiapkan untuk mengakali kendala bahasa ini.
a. Minta tutor ke Graduate School/Fakultas untuk membantu kita mengurus birokasi yang memperlukan bahasa Jepang.
Ini opsi pertama yang bisa teman teman pertimbangkan, di pengalaman saya, setiap mahasiswa asing akan difasilitasi seorang tutor dari kampus untuk satu semester atau satu tahun pertama untuk membantu proses adaptasi studi mahasiswa tersebut. Hal tersebut mencakup pengenalan kehidupan kampus, penelitian, juga hal hal non-akademik yang berkaitan dengan studi, yaitu birokrasi.
Satu minggu sebelum keberangkatan ke Jepang, saya sudah kirim e-mail ke Graduate School untuk request bantuan seorang tutor. Hari itu juga langsung diberi kontak seorang mahasiswa Jepang senior di kampus yang ditugaskan untuk membantu saya selama dua semester pertama di kampus. Alhamdulillah sejak hari pertama tiba di Jepang langsung dibantu untuk mengurus segala birokrasi yang diperlukan untuk tinggal di Jepang. Perlu dicatat, bahwa tutor ini memang secara professional dipekerjakan dan digaji oleh kampus untuk membantu mahasiswa, jadi system seperti ini memang sudah biasa ada di kampus kampus Jepang. Maka, pilihan ini bisa teman teman gunakan untuk mempermudah proses adaptasi di Jepang.
b. Cek komunitas mahasiswa di kampus yang fokusnya adalah membantu mahasiswa asing untuk beradaptasi di Jepang.
Kalau di Kobe University, ada yang namanya TRUSS. Jadi itu semacam UKM yang berfokus menyelenggarakan agenda agenda pertukaran budaya antara mahasiswa lokal dan mahasiswa asing. Banyak dari teman teman saya, yang merupakan international student, dibantu untuk mengurus birokrasi oleh salah satu anggota organisasi tersebut.
c. Kontak Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di daerah tersebut.
Hubungi pengurus PPI melalui akun akun social media yang ada, ceritakan bahwa teman teman adalah mahasiswa yang benar benar akan kuliah di kota tersebut dan jika memungkinkan meminta untuk diundang ke grup Line atau WA mahasiswa Indonesia di kota tersebut. Jika sudah sampai tahap ini, teman teman bisa berkenalan dan meminta bantuan teman Indonesia lain yang sekiranya sudah berpengalaman mengurus birokrasi di Jepang.
d. Menggunakan layanan organisasi volunteer di kota tersebut.
Di Kobe, ada salah satu organisasi non-profit bernama KICC yang menyediakan berbagai layanan gratis untuk membantu orang asing dalam menjalani kehidupan di Jepang. Teman teman bisa coba cek layanan serupa di kota teman teman tinggal.
2. Tahap Kedua : dapatkan Zairyou Card di Imigrasi + SIM Card Traveler di Bandara.
Sesampainya di imigrasi bandara Jepang, teman teman akan mendapatkan Zairyou Card atau Residence Card yang berfungsi sebagai penanda teman teman bisa tinggal di Jepang lebih dari 3 bulan. Di imigrasi teman teman akan ditawari untuk menambahkan izin part-time job di kartu tersebut. Tips saya : iyakan saja! Meskipun teman teman belum ada rencana part-time job di Jepang, karena jika mau mengurus di kemudian hari, teman teman harus mengurus sendiri di imigrasi setempat. Saya pribadi yang sudah cukup lelah dengan penerbangan panjang dan tidak ingin berlama lama di imigrasi bandara menolak tawaran tersebut, sekarang nyesel deh hahaha. Setelah keluar dari kedatangan, segera beli sim card traveler di kios-kios bandara yang dilayani oleh staff, beli dan minta tolong dipasang sampai siap pakai. Dulu waktu pertama kali datang spontan beli di vending machine, alhasil gabisa dipakai karena ternyata tidak compatible sama hapenya hahaha.
3. Tahap Ketiga : lapor diri ke Ward setempat dan daftar asuransi pemerintah.
Sesampainya di kota tujuan, teman teman pasti akan diwajibkan untuk lapor diri ke Kecamatan kota tersebut supaya resmi terdaftar sebagai warga di sana. Biasanya, lapor diri ke kecamatan sekaligus dibarengi dengan daftar program asuransi pemerintah. Untuk itu, segera buat janji dengan seseorang yang mau membantu teman teman mengurus birokrasi disana, jika tidak bisa berbahasa Jepang.
4. Tahap Keempat : buat akun bank Jepang
Setelah memiliki “KTP” Jepang tersebut, segera buat akun bank Jepang sesuai dengan kebutuhan. Akun bank ini cukup penting untuk menerima uang beasiswa atau transaksi lain ketika berada di Jepang, juga penting untuk…….
5. Kontrak nomer HP di Jepang.
Nomer HP Jepang sangat penting, karena hampir dipakai di berbagai agenda selama di Jepang seperti mengontrak apartemen, membuat kartu kredit, dan hal hal penting lainnya. Biasanya, nomer HP di Jepang dibuat dengan sistem kontrak dan pascabayar, jadi tiap bulan sejumlah uang akan ditarik dari rekening bank kita. Punya HP dengan nomer dan internet yang aktif juga penting supaya tidak kemana-mana tergantung wifi.
6. Belanja perabotan sehari hari.
Ini sederhana, tapi kalau tidak tahu bisa jadi boros hanya untuk beli hal hal yang mungkin remeh. Belilah perabotan perabotan seperti sapu, tali jemuran, keranjang sampah, gantungan baju, dan lain sebagainya di toko 100 yen. Teman teman bisa mendapat barang yang dijual seharga diatas 1000 yen di tempat lain dengan harga 100 yen di toko tersebut. Salah satu toko 100 yen yang paling terkenal dan lengkap di Jepang adalah Daiso.
7. Mengikuti orientasi, mengunjungi ruangan sensei dan berkenalan dengan anggota lab/zemi yang lain.
Tujuan utama teman teman datang ke Jepang adalah untuk studi, maka akan banyak waktu yang dihabiskan untuk berada di lab, mengikuti zemi, dan konsultasi dengan sensei. Untuk memperlancar studi dan riset teman teman di Jepang, ada baiknya segera beradaptasi dengan lingkungan dan berkenalan dengan warga kampus. Jangan lupa bawa omiyage! Hehe.
8. Mengikuti acara selamat datang yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia.
Jika teman teman akan berada di Jepang dalam waktu yang lama (setidak-tidaknya 2-4 tahun) maka kehidupan sosial yang dapat mengimbangi beban kuliah tentulah tetap perlu. Biasanya, PPI memiliki acara tahunan Hanami di musim semi (bulan April) dan Momiji di musim gugur (bulan Oktober/November) yang menjadi welcoming event bagi mahasiswa baru, karena biasanya intake di Jepang berdekatan dengan kedua musim tersebut. Jika diundang, jangan ragu untuk datang! Karena banyak makanan. 😂😂
Jika teman teman sudah melalui serangkaian acara tersebut, besar kemungkinan teman teman sudah all set untuk menjalani studi di Jepang!
Comments
Post a Comment